PIMR-Ruteng,
Minggu, 6 April 2014 bertepatan dengan minggu
terakhir masa prapaska sebelum memasuki pekan suci, Mgr Hubertus Leteng, Pr
selaku uskup Ruteng memimpin misa pengutusan bagi para caleg yang akan
berkompetisi pada pesta demokrasi 9 April mendatang. Dalam kata pembuka lalu
ditegaskan lagi dalam homily bapa uskup menghimbau umat katolik Manggarai agar
sedapat mungkin menggunakan hak suaranya alias jangan golput. Menurut beliau pemilu adalah moment untuk
memilih wakil-wakil rakyat yang mempunyai otoritas untuk menelurkan serangkaian
peraturan perundang-undangan. “Dengan pemilu yang demokratis diharapkan para
wakil rakyat kita bisa mengubah paradigma pembangunan yang sebelumnya kota-sentris
menjadi desa-sentris.
Pembangunan mesti mulai dan berpusat di desa karena di
kota pembangunan sudah terlalu banyak dan berlebihan,” kata Bapak Uskup. Selain
itu Bapak Uskup juga berpesan agar para caleg bersedia dengan lapang dada
menerima hasil pemilu 9 April 2014 apa adanya. Pemilu adalah proses yang normal
dan wajar. Para caleg boleg boleh duduk di geudung DPR jika rakyat menilai
pantas. Yang jadi soal memang kalau selama masa kampanye para caleg
mengeluarkan uang, bantuan ini dan itu lalu akhirnya ternyata tidak terpilih. Hal
ini tentu saja membuat caleg seperti itu berusaha untuk menang saja, Kat bapak
Uskup. “Tapi tidak apa-apa saya dengar di Surabaya sudah disiapkan rumah sakit
khusus untuk para caleg yang kalah dan stress, “sambung bapak uskup dengan nada
guyon.
Sebelum menutupi homilinya bapak uskup
menceritakan satu ilustrasi menarik. Dikisahkan ada perdebatan dari tiga tokoh
yang mewakili tiga profesi yakni seoarang dokter, ilmuwan, dan politikus.
Ketiganya bersikukuh mempertahankan kalau profesinyalah yang paling purba
karena itu paling penting. Sang dokter berkata kalau profesi dokter adalah
profesi yang tertua karena ketika Allah mengambil rusuk Adam untuk menciptakan
Hawa pada saat itu proses medis sudah berlangusung. Karena itu profesi dokter
setua penciptaan manusia pertama. Tak mau mengalah Sang ilmuwan berkata. Itu
memang benar. Akan tetapi sebelum penciptaan terjadi yang ada hanyalah kekacauan,
ketakteraturan, chaos. Ilmuwanlah yang satu-satunya bisa menjadikan segalanya
teratur. Karena itu profesi ilmuwan sudah ada lebih dulu ketika Allah membuat
ketaraturan awali di dunia. Akhirnya tibalah giliran sang politikus. Kamu semua
benar tetapi ingat siapa yang menciptakan kekacauan, ketidakteraturan,kekhaosan?
Tentu saja politisi. Karena itu politisi adalah profesi tertua dan terpenting
dari segala profesi yang ada.
Entah apa maksud bapak uskup. setiap umat
yang hadir termasuk para caleg bisa mencerna dan menafsirkannya. Bisa jadi
memang benar para politikus yang bermain curang dengan menghalalkan segala cara
berpotensi menciptakan kekhaosan ketimbang keteraturan. Tentu saja rakyat tidak
menginginkan politisi seperti ini.
Sebelum mengakhiri perayaan Ekaristi atas
nama uskup Ruteng Romo Martin Chen membacakan sepeluh butir himbauan serentak
peringatan dari gerejea lokal tentang caleg yang harus dipilih. Beberapa himbauan
dan peringatan itu antara lain: hendaknya masyarakat dan umat memilih caleg
yang benar-benar jujur, adil dan tidak terlibat kasus korupsi dalam rekam
jejaknya;hati-hati dengan caleg yang menjadi dermawan dadagan dengan membagikan
uang dan beras dan lain-lain hanya menjelang pemilu dan hanya untuk
mengumpulkan suara (caleg seperti ini sangat berpeluang untuk korupsi di
kemudian hari-red); hendaknya
masyarakat dan umat memilih caleg yang pro terhadap kehidupan, menentang
tindakan aborsi dalam bentuk apapun; hendaknya masyarakat dan umat memilih
caleg yang berwawasan ekologis, mencintai lingkungan hidup karena itu hati-hati
dan jangan memilh caleg yang mendukung usaha pertambangan yang berpotensi
merusak alam manggarai).***
berita lainnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Dukung PIMR Memajukan Manggarai Dengan Saran, Kritikan Dan Komentar Anda