Ada
pepatah klasik yang mengatakan “Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke
tepian”; Bersusah-susah dahulu, Bersenang-senang kemudian”; Sedikit demi
sedikit lama-lama menjadi bukit.
Apakah
pepatah di atas hanya sekadar kata-kata bijak pemanis bibir karena dirangkai
dengan rima yang teratur? Pepatah, kata-kata bijak, kiasan hemat saya terlahir
dari sebuah fakta. Fakta mendahului kemudian orang berusaha membahasakan fakta tersebut.
Pepatah dalam dirinya selalu mengandung makna: agar orang lebih berhati-hati,
agar orang lebih peduli, agar orang terkontrol prilakunya. Akan tetapi saat ini
kita tidak berbicara tentang pepatah tetapi tentang fakta yakni fakta tentang
rokok.
Apakah
anda seorang perokok atau hidup di antara lingkungan perokok?
Mari kita
kita coba hitung menghitung. Saat ini harga rokok termurah yang paling
digandrungi perokok (khususnya di daerah manggarai raya) berkisar sekitar
12.000 atau 13.000. Kalau setiap hari
anda menghabiskan satu bungkus rokok saja maka itu artinya sebulan anda menghabiskan
30 bungkus rokok, setahun 360 bungkus,
10 tahun 3600 bungkus…wow angka yang fantastis bukan…sudah berapa bungkus
rokokah yang anda habiskan beberapa tahun terakhir ini?
Mari kita
coba rupiahkan bungkusan-bungkusan rokok di atas. Kalau sebungkus rokok
dihargakan dengan 12.000 maka sebulan anda menghabiskan Rp 360.000 (masih kecil
bukan??), setahun Rp 4.320.000 (lumayan besar bukan) dan kalau sepuluh tahun??
Anda menghabiskan Rp 43.320.000: Empat Puluh Tiga Juta Tiga Ratus Dua Puluh
Ribu Rupiah. ANDA TERKEJUT dengan angka tersebut. TUNGGU DULU…
Bagaimana
kalau rupiah dari bungkusan-bungkusan rokok di atas kita tabung di lembaga keuangan.
Andaikan kita menabung di Koperasi Kredit/Credit Union Hiro Heling misalnya
yang memilki suku bunga tabungan (sidandik) 12% p.a atau 1%/bulan. 1 bungkus
rokok = 12.000, sebulan 360.000 tambah bunga menjadi Rp. 363.600 (masih kecil
bukan), kalau setahun menjadi Rp 4.569.717 (sudah lumayan besar tetap belum
terlalu berbeda jauh dengan simpanan tanpa bunga), dan kalau 10 tahun, ini dia ….Rp
82.825.692 wowwww…. Delapan Puluh Dua Juta Delapan Ratus Dua Puluh Lima Ribu… MUNGKIN?? Ya..ini riil, ini angka anda, ini
bungkusan-bungkusan rokok anda. Pertanyaannya bagaimana jika sehari anda
menghisap 2 bungkus rokok? Coba tebak! Sepuluh tahun anda bisa menghasilkan: Rp
165.651.384 (ratusan juta bukan), kalau harga rokok anda 13.000 maka sama
dengan Rp 179.455.666, dan bagaimana kalau harganya Rp 18.000/bungkus maka
angka anda adalah Rp 248.477.076..saya hanya bisa katakana wowww. Apakah anda termasuk orang miskin? Jawablah
sendiri jika anda merokok, dan lihatlah angka anda.
Mirisnya… masih banyak dari kita yang
menganggp diri miskin karena itu
menjadikan alasan kemiskinan itu untuk tidak menyekolahkan anak. Jika anda
berkenan untuk terus membaca, saya akan coba menghiutng biaya pendidikan
anak-anak kita untuk jenjang perguruan tinggi. Maaf saya menggunakan contoh
biaya pendidikan STKIP Ruteng. Kalau biaya saat ini setahun adalah Rp 12.500.000 dengan
kenaikan 5% pertahun maka anda membutuhkan dana sekitar 52.500.000 sampai anak anda meraih gelar S-1. Masih ingatkah anda angka dari bungkusan-bungkusan rokok tadi? Kalau menabung dengan suku bunga 12% p.a. maka anda akan mencapai Rp 82.825.692
atau Rp 165.651.384 atau Rp 179.455.666
atau Rp 248.477.076. Pertanyaannya: APAKAH MEMBIAYAI KULIAH ANAK ITU SULIT?? Anda yang menjawab,
Anda yang memutuskan. Apakah anda sudah terlambat? Tidak ada kata terlambat
untuk orang yang mau berjuang dan berubah. Anda sudah melihat peluangnya.
Anda sudah temukan jalannya. Silahkan tantang diri anda sendiri, jangan menengok ke kanan dan ke kiri,
lihatlah ke dalam diri anda, kemudian berdiri tegak dan pandanglah masa depan
anda dan keluarga anda, karena KEMISKINAN ITU BUKAN NASIB ATAU SURATAN TAKDIR.
KEMISKIAN ADALAH PILIHAN. Anda menjadi miskin kalau memilih jalan menjadi miskin
tetapi sebaliknya anda akan dan PASTI menjadi kaya kalau anda memilih jalan
menjadi kaya. Salam sukses.
*Willy Seda,S. Fil. Staf Kopdit Hiro Heling-Ruteng.*
Berita Lainnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Dukung PIMR Memajukan Manggarai Dengan Saran, Kritikan Dan Komentar Anda