PIMR-Ruteng
Ribuan Umat
Katolik Kota Ruteng merayakan pembukaan Jalan Salib Jumat Agung di lapangan
Motang Rua. Hampir seluruh lapangan Motang
Rua yang dulunya biasa dijadikan lapangan sepak bola dipadati umat katolik yang
tinggal di seputar kota Ruteng. Perayaan dimulai dengan ritus lamentasi yang
berisikan mazmur-mazmur ratapan. Sedianya perayaan dimulai tepat jam 06.00
witeng karena satu dua alasan akhirnya molor 15 menit.
Mgr. Hubert
Leteng, Pr dalam homily singkatnya mengingatkan umat katolik di Kota Ruteng
akan makna terdalam perayaan Jumat Agung. “Kita semua tahu makna salib yang
dekat dengan penderitaan. Akan tetapi harus diingat bahwa tidak semua penderitaan
atau kesengsaraan adalah salib. Hanya penderitaan yang dilandasi cinta bisa
namakan salib. Seperti Yesus yang rela menderita karena mencintai umat manusia,
itulah salib, “kata bapak Uskup.
Sekitar jam
07.00 upacara jalan Salib dimulai. Stasi pertama langsung dimulai di lapangan
Motang Rua. Setelah itu umat berarak menuju paroki masing-masing dan
melanjutkan stasi-stasi lainnya di sepanjang jalan menuju gereja. Umat Paroki
Redong dan Karot mendapat giliran pertama keluar dari lapangan Motang Rua karena
menempuh jarak yang jauh. Selanjutnya diikuti paroki Golodukal, Kumba, Kristus
Raja, Katedral dan paroki Cewonikit.
Seluruh prosesi
berlangsung aman dan tertib. Meskipun matahari mulai menanjak tetapi tidak
menyurutkan perhatian umat untuk mengikuti seluruh prosesi hingga akhir. Selama
prosesi, jalan-jalan ditutup dan dijaga oleh petugas dari Polres Manggarai dan
Dinas Perhubungan kabupaten Manggarai. Panitia pun meminta kepada umat katolik
agar mengurangi aktivitas yang menggenakan kendaraan bermotor hari ini hingga
pukul 18.00. Para pedagang pun diminta berpartisipasi dengan menjaga keheningan
selama hari Jumat Agung. *** PIMR
Hujan Lebat
Menjelang Jam Wafat Tuhan
Umat katolik
di seluruh dunia meyakini pukul 15.00 atau jam 3 sore sebagai saat kematian
Tuhan Yesus di kayu salib. Karena itu biasanya Perayaan (ibadat sabda-red) mengenang kematian Tuhan ini selalu
dimulai tepat puku 15.00. Hal yang sama berlaku di Paroki Cewonikit Ruteng.
Akan tetapi rupanya cuaca Ruteng tak mendukung sepenuhnya antusiasme umat untuk
merayakannya perayaan imannya ini. Kira-kira pukul 14.10 witeng hujan lebat
mengguyur kota Ruteng.
Seperti yang
disaksikan PIMR di Paroki Cewonikit, sebelum pukul 14.00 seluruh isi ruangan
serba guna (yang dijadikan gedung gereja sementara karena gereja baru belum
selesai dibangun-red) sudah dipadati
umat. Bahkan satu tenda/ kemah darurat juga sudah dijubeli umat, pada hal
perayaan, baru berlangsung satu jam kemudian.
PIMR memperkirakan
ada ribuan umat yang menghadiri perayaan Jumat Agung di Gedung serba guna
Paroki Cewonikit. Selama perayaan ada
ratusan umat yang tidak kebagian tempata duduk. Mereka memilih untuk berdiri
berjajar di bagian belakang gedung serbaguna, di sepanjang lorong luar bahkan di
teras pastoran.
Semoga
keadaan ini lebih menggenjot kesadaran umat untuk semakin berusaha memberikan
sumbangan demi terselesaikannya pembangunan gereja baru Paroki Cewonikit. Dan
kalau ada pembaca PIMR yang berminat untuk membantu silahkan menghubungi Pastor
Paroki Cewonikit. ***
berita lainnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Dukung PIMR Memajukan Manggarai Dengan Saran, Kritikan Dan Komentar Anda