Blogger Widget
Terima Kasih Telah Berkunjung Ke PIMR, Kunjungan Anda Adalah Dukungan Anda, PIMR Membuka Pintu Selebar-lebarnya Bagi Siapa Saja Yang Mau Bergabung, Mempunyai Minat, Memiliki Kesamaan Visi & Misi Membangun Daerah Manggarai, Dengan Menaikan Status Blogspot Ini Menjadi Situs Informasi Resmi Bagi Masyarakat Manggarai

Jumat, 18 April 2014

Perayaan “Wafat Tuhan” Di Kota Dingin Ruteng




PIMR-Ruteng
Ribuan Umat Katolik Kota Ruteng merayakan pembukaan Jalan Salib Jumat Agung di lapangan Motang Rua.  Hampir seluruh lapangan Motang Rua yang dulunya biasa dijadikan lapangan sepak bola dipadati umat katolik yang tinggal di seputar kota Ruteng. Perayaan dimulai dengan ritus lamentasi yang berisikan mazmur-mazmur ratapan. Sedianya perayaan dimulai tepat jam 06.00 witeng karena satu dua alasan akhirnya molor 15 menit.

Mgr. Hubert Leteng, Pr dalam homily singkatnya mengingatkan umat katolik di Kota Ruteng akan makna terdalam perayaan Jumat Agung. “Kita semua tahu makna salib yang dekat dengan penderitaan. Akan tetapi harus diingat bahwa tidak semua penderitaan atau kesengsaraan adalah salib. Hanya penderitaan yang dilandasi cinta bisa namakan salib. Seperti Yesus yang rela menderita karena mencintai umat manusia, itulah salib, “kata bapak Uskup.
 
prosesi jalan salib di Ruteng (foto: gws)
Sekitar jam 07.00 upacara jalan Salib dimulai. Stasi pertama langsung dimulai di lapangan Motang Rua. Setelah itu umat berarak menuju paroki masing-masing dan melanjutkan stasi-stasi lainnya di sepanjang jalan menuju gereja. Umat Paroki Redong dan Karot mendapat giliran pertama keluar dari lapangan Motang Rua karena menempuh jarak yang jauh. Selanjutnya diikuti paroki Golodukal, Kumba, Kristus Raja, Katedral dan paroki Cewonikit.

Seluruh prosesi berlangsung aman dan tertib. Meskipun matahari mulai menanjak tetapi tidak menyurutkan perhatian umat untuk mengikuti seluruh prosesi hingga akhir. Selama prosesi, jalan-jalan ditutup dan dijaga oleh petugas dari Polres Manggarai dan Dinas Perhubungan kabupaten Manggarai. Panitia pun meminta kepada umat katolik agar mengurangi aktivitas yang menggenakan kendaraan bermotor hari ini hingga pukul 18.00. Para pedagang pun diminta berpartisipasi dengan menjaga keheningan selama hari Jumat Agung. *** PIMR


Hujan Lebat Menjelang Jam Wafat Tuhan
Umat katolik di seluruh dunia meyakini pukul 15.00 atau jam 3 sore sebagai saat kematian Tuhan Yesus di kayu salib. Karena itu biasanya Perayaan (ibadat sabda-red) mengenang kematian Tuhan ini selalu dimulai tepat puku 15.00. Hal yang sama berlaku di Paroki Cewonikit Ruteng. Akan tetapi rupanya cuaca Ruteng tak mendukung sepenuhnya antusiasme umat untuk merayakannya perayaan imannya ini. Kira-kira pukul 14.10 witeng hujan lebat mengguyur kota Ruteng.

Seperti yang disaksikan PIMR di Paroki Cewonikit, sebelum pukul 14.00 seluruh isi ruangan serba guna (yang dijadikan gedung gereja sementara karena gereja baru belum selesai dibangun-red) sudah dipadati umat. Bahkan satu tenda/ kemah darurat juga sudah dijubeli umat, pada hal perayaan, baru berlangsung satu jam kemudian.
PIMR memperkirakan ada ribuan umat yang menghadiri perayaan Jumat Agung di Gedung serba guna Paroki Cewonikit.  Selama perayaan ada ratusan umat yang tidak kebagian tempata duduk. Mereka memilih untuk berdiri berjajar di bagian belakang gedung serbaguna, di sepanjang lorong luar bahkan di teras pastoran.
Semoga keadaan ini lebih menggenjot kesadaran umat untuk semakin berusaha memberikan sumbangan demi terselesaikannya pembangunan gereja baru Paroki Cewonikit. Dan kalau ada pembaca PIMR yang berminat untuk membantu silahkan menghubungi Pastor Paroki Cewonikit. ***


berita lainnya


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dukung PIMR Memajukan Manggarai Dengan Saran, Kritikan Dan Komentar Anda